7 UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN DITINJAU DARI
SEGI MATERIAL
Kebudayaan itu
ada ketika manusia ada. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem adat istiadat,
gagasan/ide dan tindakan yang dilakukan
sebagai hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Adapun
unsur-unsur kebuyaan yang terdapat didalamnya adalah ada 7, yaitu : sistem
bahasa, peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi), sistem mata pencaharian,
sistem kepercayaan, keseniaan, sistem dan ilmu pengetahuan, sistem kekerabatan.
Kebudayaan sendiri terdapat tiga wujud
kebuyaan yang terkandung, yaitu : Ide, sistem sosial dan material. Dan disini
nanti saya akan menjelaskan 7 unsur kebadayaan dari segi materialnya.
1. Sistem
Bahasa
Bahasa adalah salah satu alat
komunikasi secara langsung baik secara
lisan, tulisan ataupun gerak tubuh
(bahasa tubuh) untuk berinteraksi dengan individu atau kelompok lain. Bahasa
sendiri memiliki perbedaan dari satu daerah kedaerah lainnya. Dan itu menjadikan
bahasa disetiap daerah memiliki keunikan masing-masing. Dengan adanya
keunikan-keunikan diberbagai daerah itu sendiri akan menimbulkan kebiasaan yang
nantinya menjadi budaya, dan didalam budaya sendiri pasti ada adat istiadat
yang harus diikuti. Maka dari itu diharapkan saling menghormati dan mengerti
bahasa didaerah satu sama lain.
Daerah satu dengan daerah lain memiliki
perbedaan pengucapan dalam berbahasa walaupun masih dalam satu provinsi, satu
kota bahkan satu kecamatan.
Jika ditinjau dari segi material bahasa ada banyak macam
bahasa, misal di Jawa tengah. Jawa tengah sendiri memiliki beberapa dialek,
misal berdialek Banyumasan yang sering disebut bahasa ngapak( dialek a),
berdialek Solo-Jogja serta pesisiran. Contohnya dalam bahasa indonesia
ada kalimat ‘itu punyamu’ jika dikatakan dengan dialek ngapak menjadi ‘kuwe duweke ko’, dan jika di katakan dengan
dialek Solo-Jogja menjadi ‘kuwi gonku’,
jika didaerah pesisiran seperti kudus itu menjadi ‘iku gonem’.
Jika diliat dari segi fungsi itu sama meskipun diucapakan
dengan dialek berbeda-beda tetapi maksudnya sama yaitu ‘itu punyamu’. Jika
diliat dari dialeg tersebut ada keunikan yang terdapat, yaitu : ko, mu, em/nem dalam bahasa Indonesia
untuk mengatakan ‘mu’ (kepemilikan).
Namun
jika diliat dari bentuk dan maknanya itu berbeda. Contoh ketika
orang daerah ngapak mengatakan Inyong teyeng. Kata inyong yang artinya ‘aku’ dan teyeng
diartikan ‘bisa’. Jika kata tersebut diartikan didaerah solo-jogja dan
pesisiran itu menjadi ‘aku berkarat’.
2. Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
Dalam kehidupan manusia perlu yang
adanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam pekerjaan sendiri
membutuhkan alat untuk bekerja. Disetiap daerah memiliki cara bekerja sendiri
sesuai dengan letak geografis dan fotografi
atau konsisi daerah seperti daerah pegunungan, pedesaan, perkotaan dsb.
Didaerah
pedesaan dan pegunungan dominan bekerja sebagai petani. Setiap musim hujan para
petani menggarap sawah seperti menanam padi, namun sebelum sawah ditanami padi,
tanah yang disawahnya itu dicangkul terlebih dahulu. Pada pekerjaan ini orang
membutuhkan alat untuk mencangkul yaitu ‘cangkul/pacul’. Cangkul merupakan
produk budaya yang dihasilkan dari proses adaptasi manusia terhadap lingkungan
disekitarnya. Alat pertanian tradisional yang kita sebut dengan pacul/cangkul
ini mempunyai keragaman bentuk dan ukuran, yang disesuaikan dengan tanah
garapan.
Penyesuaian bentuk cangkul dapat kita lihat pada daun dan
tangkai. Lebar daun dan panjang tangkai memiliki ukuran yang berbeda-beda,
begitu pula dengan sudut yang menghubungkan kedua bagian tersebut.
Namun bentuk cangkul didaerah
pegunungan atau lereng gunung dengan didaerah datran rendah itu berbeda
dikarenakan kebutuhan dan bentuk itu disesuaikan dengan fungsinya. Contohnya
gambar dibawaha ini :
Keterangan
gambar : Warna hijau adalah wilayah penggunaan
cangkul.
Jenis
cangkul dengan bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi yang berbeda.
Bentuk dan fungsinya terdapat pada bentuk cagak atau
tongkat cangkul :
1.
Kait (gbr. 1),
tongkat tau cagak atau pegangan cangkul dibuat sangat dekat dengan
piringan besi yang berfungsi untuk mencangkul posisi bidang atau wilayah tanah
dengan kemiringan 4 - 51.8 derajat
2.
Cagak panjang (grb. 2) cagak
dibuat tegak dan panjang digunakan diwilayah dengan kemiringan lahan 1.2 - 21,8
derajat
3.
Cagak sedang (grb. 3) cagak dibuat agak condong atau miring ini
digunakan pada lahan dengan kemiringan 1,2 - 31 derajat
4.
Cagak pendek (grb. 4), cagak
dibuat agak pendek digunakan pada lahan dengan kemiringan 1 = 4 derajat
Sudut cangkul semakin tajam mengikuti tingkat kemiringan tanah
garapan yang semakin curam. "Ada keterkaitan antara bentuk alat pertanian
dengan ciri fisik lahan pertanian".
Lereng dan ketinggian
menjadi faktor kunci yang mempengaruhi jenis cangkul yang digunakan petani pada
setiap wilayah berbeda-beda sesuai dengan kelandaian dan kemiringan daerahnya
itu sendiri.
3.
Sistem Mata Pencaharian
Mata pencaharian adalah suatu sumber lahan pekerjaan yang dilakukan setiap hari
untuk mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ssalah satunya adalah pekerjaan diladang atau
sebagai petani. Petani membutuhkan cangkul atau alat tradisional lainnya
seperti anai-ani atau sabit untuk memanen padinya.
Disini saya ingin mengambil contoh dari ani-ani dan sabit.
Petani jaman dulu ketika memanen padi dengan cara memotong bagian dengah pohon
padi. Dulu alat untuk memotong padi itu menggunakan ani-ani. Namun karena ada
kemajuan, petani sekarang memotong padi dengan sabit. Meskipun sabit sama-sama
alat tradisonal, namun sabit lebih canggih dari ani-ani, namun sabit juga masih
tergolong alat tradisional.
Petani jaman sekarangpun masih menggunakan sabit, sabit digunakan petani untk memanen padinya.
Sabit didaerah satu dengan dearah lain itu memiliki bentuk tersendiri. Arit atau sabit sebagai alat pertanian ada
beberapa bentuk sesuai dengan jenis dan fungsinya. Dibawah ini adalah
macam-macam bentuk arit atau sabit untuk pertanian, yaitu : bendo, babatan dan
pengaritan.
Arit Bendo ini dibuat dari besi berbentuk sedikit tegak sedikit tebal
dan lebih kuat dibandingkan arit atau
sabit babatan dan pengaritan. Arit bendo ini berfungsi untuk memotong kayu besar atau kayu yang kuat, arit jenis
ini tidak cocok untuk babat rumput ataupun tanaman, karena sedikit berat.
Arit Babatan ini berbentuk seperti disamping dibuat dari besi,
bagian lengkungan dalamnya tajam, sabit yang ini lebih rinagn dibandingkan
denagn sabit bendo. Sabit ini berfungsi
sebagai babat jenis rumput-rumputan tanpa harus dipegang tanaman yang ingin
dibabat.
Arit pengaritan ini berbentuk seperti disampin, sabit ini dibuat dari besi dengan lengkung dalam lebih
tajam dan sangat menyudut dan tajam, ini berfungsi
untuk mengarit atau memotong tanman seperti jagung atau tanaman yang jika mau
dipotong itu dipegang batangnya.
4. Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan
adalah suatu kepercayaan yang dimiliki setiap manusia dalam melakukan hal-hal
yang berhubungan dengan sang gaib. Seperti contoh sebagai umat beragama Islam
melakukan beribadah berupa salat atau sembahyang kepada Allah SWT.
Jika berhubungan dengan hal gaib sama halnya kepercayaan
seperti halnya tempat pemakaman atua kuburan. Umat yang beragama islam
menempatkan orang yang sudah meninggal itu dengan cara dikuburkan atau
dimakamkan. Namun jika agama lain seperti budha, hindu dsb itu dengan cara
dibakar dan abunya disimpan.
Adapun bentuk
kuburan atau makam agama islam adalah sebagai berikut :
Bentuk makam ini berfungsi untuk menempatkan
mayat orang yang sudah meninggal. makam ini dibuat secara sederhana itu hanya dikubur
dalam tanah dan diberi dua patok yang ditancapkan diatap kepaka dan dikaki
temapt mayat ditempatkan. Patok yang diatas kepala itu ditulisi nama bin orang
tuanya dan kapan dia meninggal. yang terbuat dari kayu. Dengan tujuan nantinya
bisa melebur menjadi tanah lagi.
Namun ketika
orang-orang mengartikan makam adalah tempat peristirahatn terakhir banyak orang
salah persepsi sehingga menghiasi makam dengan dibangunkan bangunan berbatu
diatas kuburan bahkan ada yang dibentuk seperti ruang kamar. Contohnya seperti
dibawah ini:
5. Kesenian
Kesenian adalah salah
satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh daerah-daerah yang mempunyai kemampuan dan kreativitas sebagai
wujud estetika yang bisa dinikmati secara kasat mata ataupun bisa ddinikmati
dengan cara mendengar.
Dijawa sendiri memiliki kesenian tradisional, salah satunya
adalah ondel-ondel.
Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukan rakyat
Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Ondel-ondel memerankan
leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk
suatu desa. Ondel-ondel ini terbuat dari kayu dan dibentuk berupa boneka yang besar itu tingginya sekitar 2,5
meter dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan
begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa topeng
atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki
biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan warna putih.
Contohnya seperti gambar dibawah ini :
Semula ondel-ondel berfungsi
sebagai penolak bala atau gangguan roh halus yang gentayangan. Ondel-ondel
biasanya digunakan untuk menambah semarak pesta- pesta rakyat atau untuk
penyambutan tamu terhormat, misalnya pada saat peresmian gedung yang baru
selesai dibangun.
6. Sistem
dan Ilmu Pengetahuan
Setiap manusia
memerlukan yang namanya ilmu pengetahuan baik secara pengetahuan
umum,psikis maupun spiritual. Misalnya seperti mengaji kitab Alqur’an
maupun hadist. Didalam qur’an maupun hadist banyak kata-kata bijak serta banyak
ilmu yang berfungsi sebagai pedoman hidup didunia maupun di akhirat.
Alqur’an dan hadist itu
sendiri berbentuk lembaran-lembaran yang dibukukan atau dikitabkan agar
memudahkan pembaca dalam proses belajar karena dalam bentuk buku akan teratur
urutannya.. Tulisan yang terdapat didalamnya adalah tulisan arab. Namun
sekarang sudah terdapat Alqur’an dan Hadist dengan tafsiran serat artinya. Itu
sangat memudahakan si pembaca memahami makna dan isi yang terkndung dalam kitab
tersebut.
7. System Kekerabatan
Hiasan
Pernikahan adalah dekorasi tempat pernikahan, Sehari sebelum pernikahan, biasanya gerbang rumah pengantin perempuan
akan dihiasi janur kuning yang terdiri dari berbagai macam tumbuhan dan
daun-daunan. Contoh gambarnya seperti dibawah ini:
·
2 pohon
pisang dengan
setandan pisang masak pada masing-masing pohon, melambangkan suami yang akan
menjadi kepala rumah tangga yang baik dan pasangan yang akan hidup baik dan
bahagia dimanapun mereka berada (seperti pohon pisang yang mudah tumbuh
dimanapun).
·
Tebu Wulung atau tebu merah, yang berarti keluarga yang mengutamakan
pikiran sehat.
·
Cengkir Gading atau buah kelapa muda, yang berarti pasangan suami istri akan saling
mencintai dan saling menjagai dan merawat satu sama lain.
·
Berbagai macam daun
seperti daun beringin, daun mojo-koro,
daun alang-alang, dadap serep,
sebagai simbol kedua pengantin akan hidup aman dan keluarga mereka terlindung
dari mara bahaya.
Selain itu di
atas gerbang rumah juga dipasang bekletepe yaitu hiasan dari daun kelapa untuk
mengusir roh-roh jahat dan sebagai tanda bahwa ada acara pernikahan sedang
berlangsung di tempat tersebut.
Sebelum Tarub dan janur kuning tersebut dipasang, sesajen atau persembahan sesajian biasanya
dipersiapkan terlebih dahulu. Sesajian tersebut antara lain terdiri dari: pisang, kelapa, beras, daging sapi, tempe, buah-buahan, roti, bunga, bermacam-macam
minuman termasuk jamu, lampu, dan
lainnya.
Arti simbolis
dari sesajian ini adalah agar diberkati leluhur dan dilindungi dari roh-roh
jahat. Sesajian ini diletakkan di tempat-tempat dimana upacara pernikahan akan
dilangsungkan, seperti kamar mandi, dapur, pintu gerbang, di bawahTarub, di jalanan
di dekat rumah, dan sebagainya.
Dekorasi lain yang dipersiapkan adalah Kembar Mayang yang akan digunakan dalam upacara panggih.